Senin, 07 Januari 2008

Cerita gue

7 Januari 2008
Yah, akhirnya gue berani buka SIAK juga! Setelah menunggu selama beberapa hari dengan perasaan dag-dig-dug, gue sekarang udah lega.
Guess what, gue nggak lulus KBP! Sebenernya nggak lulusnya gue ini udah gue prediksi dari semester kemaren, apalagi ditambah UAS gue yang kacau balau. Meskipun nggak lulus, nilai gue nggak jelek-jelek amat, “cuman” C-.
Okelah, sampai detik gue nulis blog ini, rasa kecewa itu masih ada, dan mungkin baru hilang, minimal besok. Ini pertama kali gue nggak lulus mata kuliah, dan sialnya ini adalah mata kuliah yang berkelanjutan (maksudnya kalo ga lulus, nggak boleh ngambil yang diatasnya), tapi sekarang gue berusaha menghibur diri. It’s not the end of the world, kan? That’s always a second chance that God will give to me because He knows that I’ll can do better (Puitis banget gue! Plaaak!).
I don’t know what God wants from me, tapi beberapa jam setelah gue tahu kalau KBP nggak lulus, gue mulai berpikir (dan merenung, sambil setengah kecewa), mungkin ini jalan yang paling baik buat gue. Kenapa? Karena sebenernya gue juga dalam keadaan muak untuk ber-KBP. Ini seperti rehat buat gue, dan memperbaiki IP gue plus menumbuhkan kembali minat gue untuk belajar gramatika Prancis, tahun depan.
Herannya, meskipun KBP gue jeblok, IP gue justru lebih bagus. Dan ini bikin gue agak bersyukur juga, soalnya gue masih bisa ngambil 19 sks semester depan.



Stop talking about ke-nggaklulusan gue, karena masih ada topik lain yang bisa dibahas. Sekarang gue mau ngebahas tentang beberapa film yang gue tonton akhir-akhir ini.
Beberapa hari yang lalu gue nyewa VCD “Zodiac”, yang main Jake Gylenhaal dan Mark Ruffallo. Film ini cukup seru, tapi 45 menit terakhir menjadi agak membosankan, karena betele-tele. Sebenernya cerita yang cenderung lambat itu cukup bagus, karena menggambarkan realitas dalam sebuah penyelidikan, cuman karena dasarnya gue nggak suka yang serba bertele-tele, gue menganggap menit-menit terakhir bikin bosen.
Ceritanya tenang pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seseorang yang mengaku bernama Zodiac. Film ini merupakan kisah nyata dari rentetan pembunuhan yang terjadi di Amerika pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.
Film ini agak beda dari film Hollywood kebanyakan. Biasanya film-film Hollywood cenderung menempatkan pemeran utama sebagai ”superhero” yang sangat sempurna, dan di akhir cerita, masalah selalu terselesaikan dengan baik. Tapi di film yang durasinya mencapai 3 jam ini (kayak nonton Lord of The Rings, kan?), Jake Gylenhaal sebagai Rabert Graysmith (tokoh utama, yang aslinya menulis buku tentang pembunuhan yang dilakukan oleh Zodiac) digambarkan sebagai “orang biasa” yang meskipun telah bersusah payah, tetep “nggak sempurna” dalam mengungkap pembunuh misterius itu (akhir ceritanya berupa tulisan yang pada akhirnya memaksa penonton untuk menebak sendiri).
Disamping Zodiac, gue juga nonton “From Hell”. Ini film keluaran tahun 2001, yang diamainkan oleh Johny Depp. Gue nonton film ini gara-gara pengaruh Jen, yang bilang kalau ending-nya susah ditebak. Cuman karena gue udah diceritain ama Jen, jadi gampang aja menebak pembunuhnya.
Cerita From Hell, tuh, tentang Jack The Ripper yang “menghantui” London, tahun 1880-an. Dia melakukan pembunuhan berantai dimana korbannya terlihat sadis baget dengan beberapa organ yang hilang.
Sebenernya film ini nggak berbau horor, tapi lebih ke sadis. Nggak sampai sesadis Saw atau Hostel, sih (maaf-maaf saja untuk dua film itu, biarpun dibayar gue nggak mau nonton!), tapi bikin gue terbayang-bayang juga.
Ada satu adegan yang sampai sekarang bikin gue tetep merinding bahkan mau muntah kalau inget. Adegan ini menggambarkan Jack The Ripper yang akan melakukan aksinya di malam hari, dan sebelum membunuh korbannya malam itu, si penjahat yang keji ini makan malam dengan daging yang warnanya merah darah! Adegan yang sebenernya nggak terlalu sadis dibanding beberapa adegan yang lain, tapi entah kenapa kalau inget, gue masih merasa mual. Apalagi setelah adegan itu, dilihatin sebuah lukisan yang dipajang oleh Jack The Ripper di rumahnya, yang menggambarkan proses autopsi mayat, lengkap dengan pembedahannya! Buset, deh, bikin gue tambah ngeri aja.
Satu yang gue suka dari film ini adalah ending-nya yang cukup oke plus akting Johny Depp-nya. Seperti biasa, Depp bermain dengan bagus, dan entah kenapa di film ini dia kelihatan keren! Dia berperan sebagai inspektur yang ditugasi untuk menyelidiki kasus ini, dan Depp kelihatan excellent baget! Kelihatan intelek dan, entah kenapa, gue suka. Mungkin karena tokoh yang dibawain Depp juga kharismatik, makanya gue jadi agak terkesima (bahasa yang cukup berlebihan) juga.
Lepas dari From Hell dengan Johny Dep-nya yang keren, atau Zodiac yang cenderung anti-Hollywood, film favorit gue tetep The Pianist. Sampai sekarang gue masih menganggap film ini sebagai ”The best movie that I’ve ever watched”. Durasinya panjang, tapi nggak bertele-tele, apalagi tokoh Wilm Hosenfeld bikin gue jatuh cinta! Entah udah berapa kali gue nonton film ini (empat kali? Lima kali? Lebih, deh, kayaknya), dan nggak bosen.
Nah, apa film yang paling bagus menurut pendapat kalian?

Jumat, 04 Januari 2008

My first blog


4 Januari 2008

Ngisi blog jam 1 malem! Niat banget, ya, gue? Maklum, ini blog baru. Meskipun baru pertama ngisi blog (nggak, ding, gue rajin ngisi blog di fs gue......dulu banget!), tapi gue sebenernya ’dah pernah punya blog di blogger. Tapi.....gue lupa ama account-nya! Yah, jadilah gue bikin blog lagi sekarang.
Btw, sekarang udah 2008, ya (selamat tahun baru semuanya!!!). It means, gue bakalan 20 tahun pertengahan tahun ini. Yah, udah tua juga gue (nggak terlalu juga, sih, dibandingin bokap gue).Tapi sepanjang kurang lebih setengah tahun ini, gue mau menikmati dulu umur 19.
Sambil menikmati umur sembilan belas, gue mau cerita, nih (namanya juga blog, ngapain juga kalau nggak cerita?). Dimulai dari malam tahun baru gue yang basi banget (gue main2 adobe photoshop bareng adik gue). Terus berlanjut besoknya dengan berita yang agak menyedihkan tapi agak menggembirakan juga, yaitu kucing gue melahirkan! That was the first time gue ngelihat makhluk hidup melahirkan secarang live!
Pagi-pagi, kucing gue duduk di atas sofa di depan tv. Orang rumah (termasuk gue) nggak merasa aneh, soalnya si Iong (nama kucing gue yang bulunya belang tiga: hitam, kuning, putih) emang suka tidur-tiduran di atas situ. Tapi lama-lama dia mojok. Tampangnya udah kesakitan (namanya juga melahirkan, pasti sakit, kan?).
Yang pertama kali mergokin kucing gue melahirkan adalah Adek, dan spontan dia teriak ”Mamah, Iong melahirkan!” Orang rumah pada kaget, sih, tapi nggak terlalu shok banget (kan, cuman kucing!). Sekitar jam setengah dua siang, proses persalinan kucing gue selesai. Anaknya ada dua, dan salah satunya cewek (satunya belum diketahui jenis kelaminnya apa). Gue baru tahu kalau bayi kucing yang baru lahir itu segede tikus! Beneran, nggak ada bedanya sama tikus yang hobi masuk rumah. Dan dua kucing baru ini belum punya nama, meskipun udah berumur hampir dua hari.
Harap dicatatat, dua anak kucing ini lahir pada tanggal 2 Januari 2008. Jamnya, sih, nggak tahu. Pokoknya antara jam 11 sampai jam ½ 2 siang.
Setelah kucing gue melahirkan, gue langsung cabut ke Solo Grand Mall buat ketemuan sama Cuni. Tumben-tumbenan, nih, Cuni ke Solo. Kita berdua, sih, cuman jalan2 di SGM, terus akan di KFC, terus Cuni balik ke hotelnya aik becak. Sebenernya gue mau aja, sih, nganterin (kan, gue bawa motor), cuman gue nggak bawa helm. Agak takut gue kalau nggak bawa penutup kepala itu, maklum polisi di Solo memang galak.
Besoknya, gue jalan2 ama Lisa. Dia nginep di Solo (kakaknya, kan, kerja di Solo....). Kita sempet jalan2 ke Solo Square, UNS, dan beli nomor perdana.
Cuman sampai disitu cerita gue. Kapan-kapan gue lanjutin lagi... Eh, ngomong2 ada yang pernah ngeliat hewan melahirkan, selain kucing? Anjing, macan, kelinci, tikus, atau malah semut? Boleh, lho, berbagi cerita lewat komen. Gue tunggu, ya!